Namanya Ramadhan Azka Pratama, dan Meyka menyimpan baik nama itu di kepalanya. Bukan karena salam yang selalu diucapkan lelaki itu setiap kali bertemu tetapi karena tetesan embun sejuk yang selalu dia hadirkan dalam hidup Meyka.

Ramadhan Azka Pratama yang humoris namun santun itu sangatlah bijaksana dalam setiap apa-apa yang mampir di depan matanya. Hanya saja Meyka tak pernah tau apa yang sebenarnya ada di dalam hatinya.

Sosok lelaki itu begitu teguh menjaga pandangannya, begitu berhati-hati sikapnya, begitu lembut tutur katanya, namun tegas jika itu menyangkut tentang ajaran Agamanya!

Yahh seperti itulah Khadijah Meyka Febiola menilai sosok lelaki yang sempat dikaguminya. Goresan kata tak mampu ia tumpahkan lebih banyak hanya untuk berlemah-lemah mengharapnya. Karena Meyka telah mengambil langkah indah untuk menyimpan semuanya.

Mungkin Meyka bukan tipe Akhwat berkedok kawat yang dengan bangganya mengumbar rasanya. Tapi Meyka tak memungkiri rasa yang terlanjur ada. Itu Fitrah bukan? Apa salahnya jika muncul rasa itu? Akan tetapi kemunculannya tak akan pernah menggoyahkan Iman Meyka.

Sesekali rasa rindu itu menyeruak hingga ke puing-puing gumpalan hati yang sedang bekerja. Sesekali bayangan Azka melintas tanpa permisi di kepalanya. Sempat tersenyum penuh arti namun segera rasa takut di hati Meyka muncul. Rasa takut akan murka Tuhannya.

Sebenarnya apa yang sedang di rencanakan Sang Pencipta alam semesta untuk mereka? Tak ada yang tau, dan tak ada yang akan tau seperti apa. Hanya menanti, cahaya indah itu akan berhenti dimana.

Lantunan doa selalu dipanjatkan disetiap malam. Entah apa yang akan terjadi kemudian hari, namun doa itu selalu mengalun pasrah tanpa amarah.

Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati.. Insan manakah yang akan Engkau takdirkan untuk Ummat-MU berikutnya? Hanya dia yang baik lah yang akan dipasangkan dengan yang baik, begitu pula sebaliknya.

Tak ada protes apapun, hanya menerima dengan lapang, selapang Iman di dada. Hati yang selalu tertunduk atas apapun yang telah diterima.

Seperti Senja yang selalu indah dengan jingganya....
Seperti Malam yang selalu menyimpan setiap makian, umpatan bahkan pujian oleh makhluk yang bernama manusia atas takdir-NYA....
Seperti Fajar yang selalu tersenyum atas sinarnya...

Fa bi ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan... Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan??

Dan nikmat ini tak akan pernah terdustakan.. Nikmat atas apa yang pernah mengetuk nurani... Atas maaf yang mengundang buliran airmata ini untuk terampuni...

Ampuni segala bentuk derap hati yang pernah mengendap diam-diam.. Ampuni segala khilaf goresan dosa yang sempat meringkik pelan... Biarkanlah ini tersimpan tanpa harus tersentuh oleh kebijakan syetan..

Biarkanlah untaian kata tentangmu,, senandung untukmu,, menyatu dengan udara... Agar senantiasa dirasakan tanpa harus merasa hilang...

Terpatri keinginan untuk bisa menyentuh hati yang terendap lara... Lara yang kian menunduk karena ke Istiqomahan hati tetap tunduk atas perintah-NYA.. Allah Subhanallahu Wata'ala...

Ya Rahman Ya Rahim, teguhkan hatiku diatas Agama-MU...

Rabu, 31 Oktober 2012 Posted in | | 0 Comments »

One Responses to "Sajadah Sepertiga Senja"

Write a comment

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------