DIAM ITU INDAH
Capeknya
habis pulang kerja, Seperti biasa aku duduk di kursi kesayanganku di
ruang tamu selesai mandi sore ini. Entah kenapa tumben-tumbenan aku
pulang kerja agak cepet. Sambil duduk-duduk di ruang tamu, aku
membaca sebuah buku yang baru aku beli tadi sepulang dari kantor “Aku
Mengagumimu Ukh!”. Buku karangan Hafidz Hamdan. Dari
Sinopsisnya sich kayaknya menarik, alhasil tanpa pikir panjang pun
aku membelinya. Jadi dech tuch buku jadi koleksiku yang kesekian.
Entah sejak kapan aku suka membaca buku yang berbau religi, sedikit
ingat sich pas masih SMP, dan waktu itu tak banyak koleksi bukuku.
“Tok-tok
Assalamualaikum” Terdengar sebuah ucapan dari luar rumah
“Wa'alaikumsalam”
Siapa ya pikirku?
Segera
aku bukakan pintu itu. Saat aku membuka pintu, muncullah sosok dari
balik pintu tersebut.Sosok yang sangat familiar bagiku, bagaimana
tidak? Aku cukup mengenal lama sosok ini. Sedikit terkejut sich,
karena sudah lama aku tak bertemu dengannya. Padahal kami berdua
adalah teman lama tapi semenjak hari wisuda itu kami tak pernah
bertemu lagi. Bahkan conntact lewat telepon maupun dunia maya pun tak
pernah.Sekarang sosok ini muncul dihadapanku dengan wujud yang sama
seperti 2 tahun yang lalu, meskipun sekarang dia rada' kerenan
lah,heheheh Astagfirullah haladzim. Seperti biasa dia selalu
mengeluarkan senyum terbaiknya.
“ Eh
kamu, silahkan masuk”. Tanpa pikir panjang akupun mempersilahkan
dia dan beberapa orang yang dibawanya untuk masuk dan duduk tentunya.
“Makasih
Fa, orang tuamu ada fa?”
“Iya
ada, kenapa ya?”
“Bisa
tolong dipanggilkan?”. Sambil tersenyum dia menyuruhku. Lalu aku
pun ke dalam untuk memanggil orang tuaku. Sementara beliau menemui
Zacky, akupun membuatkan minuman buat para tamu itu. Lalu akupun
membawa minuman plus makanan kecil ke ruang tamu. Orang tuaku pun
menyuruh aku duduk bersebelahan dengan mereka. Akhirnya ayahkupun
mulai angkat bicara.
“Maaf,
ada keperluan apa ya kog adhek ini siapa tadi namanya?”
“Zacky
om”. Dia menjawab dengan lembut.
“Oia
nak Zacky, kog rame-rame kesini ada keperluan apa”. Sambil sedikit
bingung,ayahku bertanya.
“Maaf
pak,mungkin kedatangan kami membuat kaget bapak sekeluarga, akan
tetapi kami kesini dengan maksud dan tujuan yang baik. Perkenalkan
nama saya Achmad, saya ayah dari Zacky, sedangkan ini ibunya Zacky
namanya Ani”. Beliaupun memperkenalkan keluarganya satu per satu.
“Kami
kemari, ingin menyampaikan niat baik anak kami Muhammad Zacky
Hermawan untuk sekiranya melamar anak Bapak. Dengan diiringi senyum
sumringah bapak Achmad mengutarakan niatnya.”
Seperti
kejatuhan sesuatu akupun kaget setengah mati. Tak hanya aku, kedua
orang tuaku pun tak kalah kagetnya denganku. Bagaimana bisa seorang
Zacky tiba-tiba melamarku tanpa pemberitahuan padaku terlebih dulu,
sms dulu kek atau apalah. Pikiranku pun melayang sekitar 4 tahun yang
lalu dimana waktu itu aku masih semester lima. Yach, waktu itu, hari
itu aku lupa tepatnya tanggal berapa tiba-tiba saja aku merasakan
sesuatu hal yang berbeda. Waktu itu mata kuliah komunikasi. Aku yang
mengambil jurusan Public Relation pastinya wajib mengikuti mata
kuliah yang satu itu. Aku paling suka mata kuliah ini karena dosen
pengajarnya sangat enjoy, gaul pula. Tak seperti biasanya kelasku ada
yang ndak masuk. Biasanya kalau mata kuliah ini , kelasku penuh. Hari
itu yang ndak masuk adalah Zacky, entahlah akhir-akhir ini dia memang
sering ndak masuk entah karena apa. Malam harinya dia sms aku
menanyakan apakah ada tugas atau tidak. Aku pun memberitahunya bahwa
memang ndak ada tugas.
“Fa
aku nitip absen yach besok-besok kalau aku ndak masuk lagi”.
Biasalah mahasiswa kan emang gitu nitip absen kalu mereka bolos atau
ada halangan.
“
Oke dah bos, nyantai aja. Eh iya kenapa km gak masuk tuch?” Ku
beranikan buat bertanya.
“Kagak
kenapa-napa fa, aku kerja soalnya jadi yah gitu.”
“Kerja?ow
kebentur ya waktunya.”
“Hahahahah
ia fa, biasanya sich gk gini tapi ini kebentur banget akhir-akhir ini
banyak kerjaan.”
“Ow
gitu,emm uda dulu ya...” Aku pun mengakhiri smsan itu karena
rasanya ndak enak aja l ama-lama aku smsan sama yang bukan Mahramku.
Entah sejak kapan pula aku terkena syndrom Ustadzah dadakan hehhehe.
Bermula dari semester 2 aku diajak slah satu temenku si Vanya untuk
ikut pengajian di salah satu organisasi kampus. Aku juga heran
kesambet apa tuch si Vanya, akhirnya kami berdua pun ikut. Lambat
laun kami berdua semakin cinta pada organisasi tersebut. “Gila,
kenapa gak dari dulu aja aku ikut, asik banget kegiatannya, aku jadi
nambah ilmu.” Kataku bersemangat ke Vanya. Vanya pun tersenyum
lebar (sedikit ngakak).
Hari-hari
ku jalani dengan membagi waktuku antara kuliah dengan organisasi.
Menginjak semester 5 makin banyak tugas kuliahku jadinya aku
terkadang ndak ikut organisasi. Tapi aku usahakan buat ikut.
000000
Aku
berjalan sendiri di lorong lantai bawah, dari arah belakang ada yang
memanggilku.
“Fa,
Refa.....”
Aku pun
menoleh ke arah sumber suara itu
“Eh
da apa Zacky?”
“Hehehehe
mau kemana kamu?”
“Mau
ke Base Camp LDK
“
Kamu ikut LDK?”
“Yap
kenapa?”
“Ndak
paha-pha”. Sambil tertawa dia padaku
“
Ye.... udah ah,, duluan ya Assalamualaikum”. Akupun berlalu
Malam
harinya dia mengirimik sms Tausiyah gitu, kata-kata bijak. Entah
kenapa kog aku seneng banget ya, padahal biasanya dari semester 1 dia
selalu mengirimiku kata-kata serupa tapi aku biasa aja. Aneh!!
Hari
ini tak seperti biasanya, aku berpapasan dengan dia, ada rasa gimana
gitu di hatiku. “Astaghfirullah haladzim, jaga pandangan, jaga
hati” Do'aku dalam hati. Aku pun hanya menunduk saja melewatinya.
Tanpa berkata apapun, Zacky membiarkanku lewat begitu saja
melaluinya.
Sejak
saat itu rasa itu mulai mengangguku, aku takut rasa itu menjadi
Futurnya cintaku pada Sang Pencipta. Setiap malam ketika aku Sholat
Tahajjud, tak henti-hentinya aku menangis memohon ampun pada-Nya. “Ya
Allah, kenapa aku seperti ini? Disaat aku sekarang sudah benar-benar
meninggalkan yang namanya Pacaran?Satu setengah tahun aku mencoba
memperbaiki diriku dan meninggalkan semuaduniaku dulu, jujur rasa ini
terus menggelayutiku, aku takut ibadahku pada-MU tak kusyu'. Jaga
hatiku, jaga pandanganku Ya Allah.” Ku tutup doaku dengan ber
istighfar. Setiap hari hanya doa itu yang aku panjatkan saat
malam-malam bersama Sang Penciptaku tiba
Akhirnya
akupun memaksakan diri sebisa mungkin unntuk tak ernah membalas
smsnya jika tak penting-penting amat.
Semester
5 berlalu hingga sekarang semester 7, aku terlalu sibuk mengurusi
skripsiku hingga aku kadang jarang ke kampus. Tapi yang namanya
pengajian rutin tetap aku ikuti. Disana aku bisa melupakan semua
masalah dan bebanku. Banyak hal-hal bermanfat yang aku kerjakan saat
aku bertemu teman-teman se pengajianku tidak terkecuali Ustadzahku.
Belia selalu bilang “Ingat ya nanak-anakku, jag Izzah dan Iffah
kalian sebagai seorang Muslimah.” Yach kata-kata iku terus aku
tanamkan pada diriku sendiri sehingga tanpa sadar Bayangan Zacky pun
hilang dari pikiranku.
Hari
ini wisuda yang ditunggu-tunggu, di Sebuah Gedung Serba Guna mili
kampus, kami Mahasiswa Jurusan Public Relation di wisuda. Akupun
akhirnya menyandang gelar Aisyah Reva Anindita S.os. Senangnya aku.
Akhirnya sekarang terbebas dari tugas kuliah tapi aku sedih karena
harus berpisah dengan teman-teman sekelasku tak terkecuali Vanya. Dia
menangis tersedu-sedu dipelukanku. “Vanya ihh bikin aku nangis juga
tau, meskipun kita berbeda tempat kerja tapi kita kan masih bisa
ketemu di pengajian,kamu juga kan masih bisa maen kerumahku”.
Dengan sok bijaknya aku menasehati sahabatku yang cengeng itu.
Alhasil Vanya pun tersenyum kembali
000000
Aku
menjalani hari-hariku dengan gembira setelah 2 kali aku pindah tempat
kerja bukan karena pengen gaji yang gee tapi aku memang suka
berpetualang dari kantor satu ke kantor lainnya. Pengen suasana baru
gitu dech. Lama sekali aku memang tak pernah cntact dengan
teman-temanku terutama Zacky.
“Nak
Refa maaf kok ngelamun?” Suara Ibunya Zacky membuyarkan lamunanku
“Ehh
maaf bu.” Sambil tersenyum malu aku menjawabnya
“
Kalau saya sich terserah anaknya saja” Ayahku memotong pembicaraan.
“Sebenarnya
kami langsung melamar anak ibu dan bapak karena kami memang
tak menginginkan mereka berdua pacaran karena didialam Agama Islam
tak pernah dibenarkan yang namanya pacaran.” Ayahnya Zacky
menjelaskan.
“Bagaimana
nduk? Ayaku meminta jawabanku
000000
“
Jujur fa, dari awal masuk kuliah, aku memang sudah megagumi dan
menaruh hati padamu, akan tetapi aku tau, Islam tak pernah
mengajarkan untuk mendekati zina dalam bentuk apapun. Keluargaku pun
tak pernah megizinkannya jika aku berbuat seperti itu”
Zacky menjelaskan padaku.
Aku tau
sekali bagaimana Zacky, dia dulu terkenal banget religius bahkan
dengan teman wanita pun dia begitu sopan. Sejenak aku terdiam untuk
berpikir, setelah kurang lebih 5 menit aku pun menjawabnya.
“
Iya aku terima lamaranmu”
Sontak
Zacky dan keluarganya dengan senyum yang mengembang pun barkata
“Alhamdulillah”
“Aku
menerimamu bukan karena fisikmu atau hartamu, tapi aku menerimamu
karena Agamamu dan juga Akhlaqmu” Aku menjelaskan dengan lembut
“Yach
aku tau itu fa, aku paham.”
Setelah
keluarganya Zacky bertandang kerumahku, 2 bulan kemudian hari bahagia
itu datang. Aku benar-benar bersyukur. “Ya Allah terimakasih Engkau
mempertemukan aku dengan jodohku, semoga dia bisa menjadi Imamku yang
Sholeh”.Sambil tak hentinya aku mengucap Syukur.mencintai dalam
diam itu indah, karena hanya aku dan Rabbku yang tahu. Benar kata
Ustadzahku kalau seorang Muslimah harus menjaga Izzah dan Iffahnya
dengan baik, niscaya kebahagiaan dan keberkahan yang akan
mengikutinya. Terimaksih.. kini aku benar-benar yakin Allah tak akan
memberi yang terburuk bagi Ummatnya yang bisa menjalankan printah-Nya
tetapi DIA akan memberikan yang terbaik bagi Ummat yang taat
padanya..
NB :
Cerita ini murni dari inspirasiku sendiri. Semoga bisa dijadikan
semangat buat semuanya. Barakallahu Fiikum. Copy paste diizinkan
asalkan mencantumkan sumbernya. ^_^
Senin, 21 Mei 2012
Posted in | |
0 Comments »
One Responses to "DIAM ITU INDAH..................."