KERUDUNG
YANG TERKOYAK
Muslimah
itu harus mampu mempertahankan Imannya. Barangkali kalimat itu bisa
dijadikan renungan buat kita semua. Tak lain halnya dengan Fitri Dewi
Lestari yang kerap di panggil dengan nama Fitri. Fitri dilahirkan
dari keluarga yang lumayan mapan dalam segi materi. Dia dilahirkan
dari keluarga yang Menganut Agama Muslim. Keluarga Fitri terbilang
sangat demokratis dalam mendidik anak-anaknya. Mereka tak pernah
memaksakan pendapat maupun keinginan anak-anaknya.
Menginjak
Usia 18 tahun, Fitri sangat mandiri dengan berkuliah jauh dari orang
tua. Dia memilih kuliah di Ibu Kota di salah satu Universitas Di
sana. Fitri disana tinggal ngekos di kawasan Lebak Bulus. Fitri
memilih kosan khusus putri yang tidak jauh terletak dari ikampusnya.
Dia mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan, tidak hanya
mahasiswa saja. Mungkin karena Fitri memang sosok yang ceria, pandai
bergaul, cerdas dan sangat punya kemauan keras.
Dari
masih SMP, Fitri sudah berhijab bukan karena tuntutan orang tua tapi
karena keinginan dirinya sendiri. Hijab yang dikenakannya pun tak
pernah membatasi aktivitasnya, maka dari itu dia nyaman
mengenakannya. Bersama sahabatnya Citra, mereka sering menghabiskan
waktu bersama. Memang Citra beda jurusan dengan Firi tapi itu tak
menghalangi Citra yang notabene teman sebelah kamar Fitri untuk
bersama-sama kemanapun. Namun mereka mempunyai aktivitas yang
berbeda. Fitri lebih senang dengan komunitas Fotografinya sedangkan
Citra lebih senang dengan komunitas Jurnalisnya.
Mereka
berdua jelas selalu bertemu dengan orang-orang yang berbeda setiap
harinya di komunitas itu. Entah sejak kapan Fitri mulai sedikit
berubah perilakunya. Gak biasanya dia Ngaret kalau sholat 5 waktu.
Biasanya dia yang paling getol ngebangunin subuh penghuni kos
lainnya. Mungkin semenjak waktu itu akhirnya Fitri pernah berkelu kesah
terhadap sahabatnya Citra.
“Citra,
semakin hari aku semakin sebel dech ama beberapa temen komunitas
fotografiku. Celetuk Fitri.
“Emang
kenapa Fit?” kata Citra.
“Tau
nggak seh , katanya mereka ngapain aku berhijab?kan kalu di foto gak
kelihatan artistiknya. Sambil ogah-ogahan Fitri merebahkan dirinya
di tempat tidur Citra.
“
Bukankah berhijab itu keluar dari niatmu sendiri?Dan bukankan itu
diwajibkan dalam Agama kita?” Citra menjelaskan.
Tak
terdengar lagi suara keluhan Fitri karena ternyata dia sudah terlelap
tidur di tempat tidur Citra. Citra yang melihat sahabatnya terlelap
hanya diam melihatnya. “Fitri, fitri apa seh yang sebenarnya ada di
pikiranmu?” Dalam hati Citra hanya berkata seperti itu.
000000
Sudah
beberapa hari ini Firi jarang terlihat dikampus, bahkan setiap kali
Citra ingin main ke kamar Fitri, Fitri jarang ada. Entah sejak kapan
dia melihat Fitri selalu pulang malam akhir-akhir ini. Seperti malam
ini.
“Fitri
kamu darimana?” Citra memberanikan diri buat bertanya.
“Bukan
urusan kamu,udah ahh aku ngantuk.” Sambil menutup pintu, hanya itu
kalimat yang diucapkan Fitri.”
“Astaghfirullah,
ada apa dengan sahabatku Ya Allah”. Citra heran.
Pagi
ini pun Citra kembali lagi tak pernah menemukan Fitri di kamarnya
yang terkunci. Padahal Citra ingin tau apa yang sebenarnya terjadi
sehingga sahabatnya ini berubah akhir-akhir ini.
000000
Puncaknya
hari ini, sekitar 2 bulan setelah kejadian malam itu yang Fitri
dengan kerasnya menutup pintu dihadapan wajah Citra saat citra
menanyakan padanya kenapa dia pulang malam. Siang itu akhirnya Citra
berpapasan dengan Fitri saat fitri pulang entah darimana mau memasuki
kamarnya. Tampak ada hal yang ebrbeda dari penampilan Fitri hari ini
yang ngebuat sedikit Citra Terkejeut.
“
Astaghfirullah haladzim Fitri” Terkejut Citra melihat penampilan
sahabatnya itu.
“
Kenapa? Aku cantikan kalu kayak gini kan?” Sambil tersenyum Fitri
menjawab kekagetan Citra.
“
Kamu lebih cantik kalau memakai kerudung.” Kata Citra.
“
Kalau pake kerudung, aku malah disindir temen-temenku.” Kata Fitri
tak mau kalah.
“
Tapi Fit....” Citra menampakkan nada kecewa,
“
Udahlah Citra, gak usah sok suci dech kamu. Toh nantinya kamu juga
kalau melihatku tiap hari seperti ini,pastinya kamu juga akan
melepas kerudungmu itu.” Bentak Fitri kepada Citra
“Astagfirullah
Fitri, taukah apa yang kamu lakukan itu?” Citra berusaha menasehati
fITRI.
Tapi
belum selesai menyelesaikan kalimatnya, Fitri langsung menutup
pintunya keras-keras dihadapan Citra. Citra kembali ke kamarnya
dengan sedih dan berharap kepada Sang Pencipta supaya Fitri
sahabatnya disadarkan dari kesalahannya.
Hari
ini seminggu setelah kejadian itu Citra bertemu lagi dengan Fitri
yang sedanga syik membaca sebuah buku di pekarangan kos sebelah
belakan.
“Fitri,
kemana aja kamu? Aku lama ndak liad kamu.” Sapa Citra
“Jangan
panggil aku Fitri lagi, sekarang namaku Lena” Kata Fitri
“Maksudnya?”
Citra Heran
“Kamu
ini nggak ngerti-ngerti dech, itu tandanya namaku udah ganti jadi
Lena tepatnya Elizabeth Magdalena. Dengan bersemangat Fitri
mengutarakannya..
“Tapi
kenapa?” Citra sedikit selidik dengan nama yang disandang shabatnya
itu sekarang.
“Ahh
ni anak ribet ya, aku ganti nama karena 3 hari yang lalu aku di
baptis. Kata Fitri..
Sungguh
kaget setengah mati citra mendengar penuturan fitri. “Astaghfirullah
haladzim,jadi kamu” Citra tak bisa meneruskan kalimatnya. “Iya,
aku pindah agama?kenapa” Sambil pergi Fitri mengucapkan itu. “Fitri
taukah kamu bahwa itu dilaknat Allah?” Sambil menangis Citra
melihat sahabatnya berlalu.
000000
Semenjak
kejadian itu tak henti-hentinya Citra mengingatkan Fitri untuk
bertaubat setiap kali mereka bertemu. Tapi setiap kali itu juga Fitri
membentak Citra dan selalu mengucapkan kalimat yang sangat
menyakitkan hati Citra.
“
Kamu tuch bukan siapa-siapa aku, kamu cuma sahabat aku yang aku kenal
semenjak awal kuliah, jadi gak perlu dech kamu atur hidup aku dan
mencampuri urusanku. Ucap Fitri.
“
Iya memang aku cuma sahabat kamu, tapi aku tak bisa membiarkan hal
ini terjadi.” Ucap Citra
“Urusin
hidupmu sendiri, Agamamu agamamu, agamaku ya agamaku. Fitri pun pergi
dari tempat itu.
Citra
tak tinggal diam, ia menyelidiki kenapa sahabatnya bisa terpengaruh
dan berubah menjadi Murtad. Ternyata setelah diselidiki, semenjak
Fitri di ejek oleh salah satu temannya itu, Fitri jadi sering
menyendiri menyari ketenangan disuatu tempat di belakang kampus.
Setelah beberpa hari menyendiri disana entah etan apa yang menuntun
Fitri menuju salah satu Gereja yang etrletak tidak jauh dari kampus.
Begitu kira-kira informasi yang Citra sapat dari bebrapa teman Fitri
di komunitas Fotografi. “Fitri pernah bilang ke aku pas aku tanya
kenapa dia bisa pindah agama, dan dia hanya bilang : “aku seperti
menbdapatkan suatu bisikkan untuk berpindah agama” Cerita salah
satu teman Fitri. Dari cerita itu tak henti-hentinya Citra berusaha
keras supaya bisa membuat Fitri kembali lagi di jalan yang benar. Tak
habis akal, Citra berkunjung ke kamar Fitri yang kebetulan lupa
dikunci. Al-Qur'an yang biasanya terletak diatas lemari Fitri dan
Mukenah yang biasanya tergantung di belakang pintu kamar Fitri
sekarang sudah tidak ada lagi. Citra kembali ke kamarnya untuk
mengambil Al-Qur'an dan mukenah untuk ditaruh di kamar Fitri. Tanpa
sepengetahuannya, Citra kembali tidur di kamarnya sendiri.
Pagi-pagi
sekali ada yang mengetuk kamar Citra saat Citra baru selesai sholat
Subuh, ketika dibukakan pintunya Fitri langsung melemparkan Al-Qur'an
dan mukenah yang diberikan Citra ke wajah CitRA. Citra pun menangis
melihat sikap sahabatnya lagi.
“Kamu
itu uda aku beritahu berapa kali seh? Gak usah ikut campur atsa
hidupku” Sambil berlalu Fitri berteriak
Tak
henti-hentinya setiap hari Citra memohonkan ampun sahabatnya itu
kepada Sang Pencipta. Di Tahajjud rutin yang dilakukan Citra setiap
hari yang biasanya digunakan Citra untuk bermuhasabah diri tetapi
semenjak perubahan Fitri, Citra selalu meminta supaya Fitri
disadarkan kembali.
000000
Malam
itu Citra ingin sekali bertemu sahabatnya setelah 1 bulan tak pernah
bertemu. Pintu kamar Fitri lupa dikunci lagi. Citra masuk dengan
perlahan dan dilihatnya sahabatnya itu sedang tidur. Citra pun
membangunkan sahabatnya dengan lembut agar supaya Citra melampiaskan
kekangenannya terhadap Fitri yang sekarang sulit ia temui.
“Fit,
aku Citra, kita makan bareng yuk, uda lama kita gak makan di tempat
favorit kita di ujung gang” Gugah Citra dengan suara lembut.
Tak
ada jawaban sama sekali, lalu Citra kembali membangunkan sahabatnya
lagi. Tapi tetap tak ada jawaban. Citra memegang kaki Fitri sudah
dingin dan melihat tangan Fitri yang memegang sebuah kitab suci agama
baru dia. Fitri mengusap rambut fitri yang terurai hingga sampai ke
pipi Fitri dan sedikit menyentuh hidung Fitri. Karena sudah lama
Citra tak mencubit hidung Fitri, suatu kebiasaan Citra yang selalu
dilakukan untuk mengisengi Fitri. Betapa terkejutnya Citra saat itu,
Fitri sudah tak bernafas lagi. “Innalillahi wa inna illaihi
Roji'un” Citra pun menangis hebat. Dan seluruh penghuni kos segera
menuju kamar Fitri yang mendengar tangis histeris Citra. Citra tak
henti-hentinya menangis sambil memohon pada Allah supaya Fitri
kembali bernafas untuk bartaubat. Tapi terlambat. Semuanya sudah
terlanjur dan Fitri kembali pada Allah dalam keadaan tidak Islam
Nb
: Cerita ini aku buat waktu aku magang kelas 2 SMA dulu. Pas lagi gak
ada kerjaan dikantor, aku diajak liad film Ayat-ayat Cinta sama orang
kantor dan beberapa temanku di ruang IT. Berhubung aku sudah liad
film itu akhirnya akupun mainan game di komputer, tiba-tiba aja
tercetuslah inspirasi ini, Akhirnya akupun menulisnya. Cerita ini aku
buat tidak untuk menyinggung pihak manapun tetapi aku buat untuk
semua kawanku kaum Muslimin supaya bisa merenung. Apakah selama ini
Iman yang kita punya kadang-kadang kendur saat kita terpengaruh
teman-teman kita? Maka dari itu charger Iman kita setiap hari dengan
mengkaji Islam lebih dalam lagi supaya kalian tetap Istiqomah dalam
Agama Islam ini. Copy paste diizinkan asalkan mencantumkan sumbernya.
Rabu, 23 Mei 2012
Posted in | |
0 Comments »
One Responses to "KERUDUNG YANG TERKOYAK"